SJB. Garut – Pemerintah Desa Margacinta, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut, menyelenggarakan Musyawarah Desa (Musdes) dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun Anggaran 2026 pada hari Rabu, 30 Juli 2025. Kegiatan ini berlangsung di aula desa dengan suasana yang tertib, hangat, dan penuh antusiasme dari para peserta.
Musdes tersebut menjadi forum penting dalam menjaring aspirasi masyarakat untuk menentukan arah kebijakan pembangunan desa tahun mendatang. Acara dihadiri oleh Kepala Desa Margacinta, Acep Gandi, para ketua RT dan RW, tokoh masyarakat, kader PKK, pemuda desa, serta perwakilan dari berbagai lembaga desa.
Selain unsur internal desa, turut hadir pula jajaran Forkopimcam Kecamatan Leuwigoong, yaitu Camat Dra. Dedeh Rosyada, Kapolsek IPDA H. Asep Juarna, dan Danposramil Peltu Tubagus Sumpena. Kehadiran para pejabat lintas sektor ini memperkuat sinergi antar lembaga dalam upaya membangun desa yang lebih maju, partisipatif, dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Acep Gandi menyampaikan bahwa RKPDesa merupakan dokumen strategis yang berfungsi sebagai panduan arah pembangunan desa selama satu tahun anggaran. Oleh karena itu, penyusunannya harus dilakukan secara terbuka, melibatkan masyarakat, serta berdasarkan kebutuhan riil warga.
“RKPDesa ini bukan sekadar dokumen administratif. Ia adalah pondasi arah pembangunan desa yang harus disusun secara partisipatif dan transparan, agar setiap program yang dijalankan benar-benar menyentuh kepentingan masyarakat,” ujar Acep Gandi.
Usai acara resmi, Kepala Desa juga menegaskan bahwa hasil Musdes bukanlah sekadar keputusan birokratis, melainkan bentuk komitmen bersama antara pemerintah desa dan masyarakat.
“Kita sedang menulis sejarah desa. Saya berharap, masyarakat kelak bisa menunjukkan satu jembatan, satu jalan, atau satu program, lalu berkata: ‘Inilah hasil Musdes, ini suara kami yang diwujudkan’,” ungkapnya.
Musdes Margacinta tahun ini menjadi refleksi nyata dari semangat demokrasi di tingkat desa. RKPDesa 2026 dirancang bukan hanya sebagai dokumen perencanaan, tetapi sebagai cerminan nilai-nilai gotong royong, aspirasi warga, dan arah pembangunan yang berlandaskan kebutuhan nyata di lapangan.Kabiro Garut ( CM )
