Cianjur, Sjb,- Gempa magnitudo 5,6 yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kini sudah hampir dua tahun lebih berlalu. Korban paling parah yang dirasakan banyak diwilayah Kecamatn Cugenang, sehingga banyak fasilitas umum dan hunian pribadi rusak parah, bantuan perbaikan rumahpun sudah direalisasikan pemerintah, namun sampai saat ini masih terdapat korban terdampak yang masih tinggal di tenda lantaran belum mendapatkan bantuan stimulan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Seperti dialami Aceng dan lima keluarganya, warga Kampung Jamaras RT 02/08 Desa sarampad, Kecamatan Cugenang, untuk tempat berlindungnya Ia hanya mengunakan terpal, hingga kini Aceng dan ke lima keluarga beserta lima belas anaknya serta anak yatim masih tinggal satu atap di tempat seadanya.
"Sejak gempa waktu itu, saya memang tinggal di sini," kata Aceng sambil menunjukan tendanya,(11/05/25).
Di lahan bekas bangunan rumahnya yang berukuran sekitar 7x5 meter persegi, Aceng memasang terpal untuk melindungi keluarganya dari panas ataupun hujan. Kondisi itu sudah berlangsung hingga saat ini. Selama ini Aceng tinggal bersama istri dan dua orang anak serta satu orang cucu. Aceng mengaku tak mengetahui persis alasan dirinya belum mendapatkan bantuan stimulan rehabilitasi dan rekonstruksi. Sementara korban lain di wilayah itu rata-rata sudah mendapatkan bantuan untuk pembangunan Rumah, bahkan sudah mendiami bangunan rumah yang layak.
"Sampai saat ini saya belum menerima bantuan untuk pembangunan rumah akibat gempa. Buku rekening juga belum keterima," terang Aceng.
Aceng sudah beberapa kali menanyakan bantuan stimulan tersebut kepada pihak terkait, informasi yang diterimanya, ia terdata dan akan mendapatkannya pada bantuan tahap keempat.
"Belum ada (informasi pencairan bantuan tahap keempat). Sebelah saya rumah adik. ibu kaka. Sama, belum mendapatkan bantuan. Punya adik saya juga pakai terpal," ucapnya.
Aceng berharap, pemerintah daerah, provinsi maupun pusat untuk segera membantunya merealisasikan pembangunan rumah, melihat kondisi bangunan yang tidak layak, apalagi bangunan terpal tersebut dihuni banyak orang sehingga mereka kesulitan untuk melaksanakan kegiatan sehari-harinya.
"Saya sebagai warga yang terdampak gempa dua tahun lalu, berharap kepada semua pihak, terutama pemerintah, untuk membantu saya yang selama ini belum mendapatkan bantuan pembangunan rumah, apalagi keluarga saya banyak. Kini saya dan keluarga tinggal di gubuk yang terbuat dari terpal, bahkan jika musim panas, cuaca didalam ruangan panas sekali dan jika musim hujan langit-langit terpal juga bocor,"ungkapnya.(Atok)